DENGAN KECERDASAN JIWALAH MANUSIA MENUJU ARAH KESEJAHTERAAN

Wednesday 16 April 2014

UN 2014 Ukur Kompetensi Siswa dengan Standar Internasional

share ya :

Jakarta, Kemdikbud — Salah satu tujuan dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) adalah untuk melakukan pemetaan terhadap kualitas pendidikan. Hasil UN dijadikan sebagai standar nasional dalam mengukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tahun 2014 ini, soal UN mulai menggunakan standar internasional untuk mengukur kompetensi siswa secara internasional.

“Ada beberapa soal yang merujuk dari PISA dan TIMSS. Jadi ada benchmark internasional. Ada multi objek. Kita ingin mengukur kompetensi anak-anak kita dengan standar internasional,” jelas Mendikbud Mohammad Nuh di Jakarta, (13/04/2014).

PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun, yang dikoordinasikan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Sedangkan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) adalah studi internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah lanjutan tingkat pertama yang dikoordinasikan oleh IEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement) yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.

Mendikbud mengatakan, meski mulai menggunakan standar internasional, soal UN 2014 tetap disesuaikan dengan kisi-kisi UN yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sekitar 2-3 tahun lalu. Perbedaannya terletak pada kualitas soal. Soal UN 2014 dibuat dengan tingkat kesulitan soal sedikit lebih tinggi daripada UN tahun sebelumnya. “Kategorinya, 20 persen sulit, 70 persen sedang, dan 10 persen mudah,” kata Mendikbud.

Keputusan menaikkan tingkat kesulitan soal UN, tuturnya, diputuskan setelah melalui diskusi panjang mengenai pilihan untuk menaikkan grade atau nilai minimal kelulusan UN, atau mengubah komposisi kesulitan soal. Mendikbud menambahkan, hasil UN juga akan digunakan untuk pengembangan Kurikulum 2013 dan perbaikan dalam proses belajar mengajar di sekolah, baik dari sisi siswa maupun guru. (Desliana Maulipaksi)



sumber artikel dan gambar  kemdikbud.go.id

Newer Post Older Post Home

1 comments:

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

Post a Comment